Alamet adalah sebuah robot yang diciptakan pada tahun 1889 pada era kerajaan Turki Utsmani (Kekaisaran Ottoman). Robot ini diberikan sebagai hadiah dari Istana Kesultanan kepada maharaja jepang selama tempoh pemerintahan Sultan Abdul Hamid II.
Sultan Abdul Hamid Khan atau Abdul Hamid II (22 September 1842 – 10 Februari 1918) adalah Sultan ke-34 Kekaisaran Ottoman di Turki.
Bentuk Alamet mirip dengan bentuk manusia, robot ini pun hampir sama dengan tinggi manusia. Robot ini dapat mengeluarkan suara azan. Alamet memiliki pengaturan yang memungkinkannya untuk melakukan serangkaian tindakan khusus, seperti berjalan sejauh setengah meter, mempersiapkan busur senjatanya, melakukan gerakan shalat (ruku’), berdiri, berbaring dan kembali ke tempat dimana ia memulai. Beberapa gambar dari Alamet dilihat dalam Istana Yildiz di İstanbul.
Robot bernama “Alamet” yang berarti “Miracle” ini, diciptkan atas usulan Sultan Abdul Hamid Han, robot ini memiliki karakter yang khas sebagai pemutar jam dan sebagai muazin. Inilah kenapa Jepang menjadi produsen robot dunia kerana menyalin teknologi robot ini.
Foto original dari Majalah yang terbit zaman itu ditambah referensi Website modern. |
Pada tahun 1889, maharaja jepang Meiji, mengirim utusan pribadi (duta besar) ke Istanbul. Di hadapan mereka, Duta besar juga memberikan hadiah pribadi kepada Sultan Abdul Hamid Han dan sepucuk surat rahasia. Di antara pemberian-pemberian ini, termasuklah Great Krizantem Medal, yaitu tanda jasa tertinggi dari Jepang. Tanda jasa ini diberikan kepada Sultan Abdul Hamid Han. Dalam surat rahasia ini, Maharaja Jepang meminta Abdul Hamid Han untuk “memberi maklumat dalam Bahasa jepang atau Perancis tentang mata pelajaran seperti agama Islam, ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, dana (sistem keuangan), amal dan lain-lain”.
Abdul Hamid Han membawa masalah ini ke Shaikh Al Islam Cemaleddin Efendi. Mereka ingin belajar mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi Utsmaniyah. Al-Quran lalu diterjemahkan dan bermacam-macam hadiah diberikan kepada Maharaja Jepang, salah satunya adalah Alamet.
Sultan Abdul Hamid Han memanggil ahli mekanik jam Musa Dede. Sultan meminta Musa Dede untuk “mengumpulkan tim yang sempurna dan membangun sebuah jam teknologi unik”. Dinyatakan, Musa Dede memulai kerja-kerjanya setelah membentuk tim yang berjumlah 7 orang dan berkata “Bagaimanakah cara untuk saya mencipta jam yang unik, yang belum pernah dibuat sebelumnya?”
Beberapa hari berlalu dan Sultan Abdul Hamid Han telah memanggil Musa Dede untuk bertanya tentang tahap kemajuan proyek tersebut. Sultan memeriksa proyek yang dibuat oleh Musa Dede, namun sultan tidak puas karena Musa Dede membuat versi berbeda dari jam klasik. Sultan Abdul Hamid Han memeriksa proyek ini dengan cukup berhati-hati, membuat penilaian dan sultan memberi usulan “tidak, tidak bunyi bel! biarkan alat ini melafalkan suara azan. Buatlah sedemikian rupa pada yang lainnya, membacakan azan”. Sultan Abdul Hamid Han kemudian menulis di atas kertas dan memberikannya kepada Musa Dede. Musa Dede, membalas dengan “Seperti yang anda harapkan Tuanku!”.
“Ada kukuk ayam, jam gong dengan berbagai melodi”.
Mereka bisa diatur dengan mekanik tetapi suara azan adalah manusia, bagaimana bisa itu dilakukan? mereka sepakat untuk menggunakan gramophone hasil penemuan orang eropa. Thomas Edison menemukan alat phonograph pada tahun 1877. Beliau kemudian memperkenalkan perekam suara ini dan memberikan hak paten dengan nama Gramophone oleh Emil Berliner pada 20 September 1887.
Gramophone adalah bentuk sederhana dari record player (mesin piring hitam) yang ada sekarang ini. Mesin tersebut diciptakan oleh seorang Jerman kelahiran Amerika bernama Emile Berliner. Penemuan terjadi pada tahun 1887, namun pencipta mesin bicara sebenarnya adalah Thomas Alva Edison, yang ciptaannya terjadi pada tahun 1877. Mesin ini dinamainya Phonograph, yang cara kerjanya mempergunakan sebuah silinder yang berputar. Piringan hitam dan jarum suara adalah merupakan ciri mesin ini.
Setelah beberapa waktu. Sebuah jam seperti bentuk Whirling Darvish, kira-kira berukuran manusia biasa telah tercipta. Ciri-cirinya: Tubuh duduk di piringan, berputar setiap waktu, membuka kedua lengan untuk setiap sisi, rok piring perak yang berputar-putar dan pada saat bersamaan melantunkan suara azan. Suara azan bergema dari celah atas rok. Mekanisme ini dioperasikan sedemikian rupa. Robot ini dibuat sepenuhnya dengan perak dan emas. Di belakangnya pula, terdapat tata cara penggunaan dan setiap tujuh jam ia harus di setting seperti keadaan semula.
Pada waktu itu Alamet dipersembahkan kepada Sultan Abdul Hamid Han, baginda sangat gembira dan mengutarakan kalimat, “kita panggil dia ALAMET yang artinya keajaiban.”
Berdekatan dengan bagian leher Alamet terdapat bulan sabit bersadur emas, di bawah rok besi Alamet pula tedapat Simbol kerajaan Utsmaniyah. Di bawah lengan kanan, tertulis huruf awal nama pemiliknya.
Sultan Abdul Hamid Han memberi robot ini dengan gelar “Miracle Of The Age”, sebuah karya seni dan teknologi kepada Maharaja Jepang bersama-sama dengan surat rahasia, dan lain-lain.
Ketua Frigate Ertugrul “kapal perang turki” ialah Colonel Osman Bey, komander kapal ialah Lt Col Ali Bey. Kapal yang berlepas dari Istanbul pada Juli 1889 tiba di perlabuhan Yokohoma di Japan pada 7 Juni 1890 dan disambut dengan upacara tradisi Dinasti Jepang.
Kalau begitu mengapa kisah robot yang dapat membacakan azan, Alamet, telah disembunyikan hingga hari ini?
Insiden ini dicatat dalam dokumen sejarah dan catatan/dokemen Utsmaniyah. Namun masih terdapat fakta yang tidak diketahui : kenapa robot yang dapat melantunkan azan ini tidak disebutkan dalam sejarah?
Menurut dokumen resmi, ini adalah karena : “robot ini sebagai hadiah kepada jepang” Bagian ini dicatatkan dalam dokumen-dokumen Jepang seperti : “Dengan nama kerajaan Utsmaniyah, duta Sultan Abdul Hamid Han mempersembahkan tanda jasa dan hadiah kepada Maharaja Jepang.” Bagian yang paling halus, tidak menyebut nama Alamet di sini.
Sekarang dapat diambil kesimpulan, dalam nota tersebut, Alamet bermaksud tanda jasa, tanda, keajaiban. Oleh kerana itu, perkataan ALAMET didalam kamus Utsmaniyah adalah NİSAN (tanda jasa). Itulah rahasianya. Ketika menyebutkan ALAMET sebagai MEDALI DAN HADIAH, Alamet hampir disamakan dan sengaja disembunyikan. Akhirnya fakta yang telah tersembunyi dihalaman sejarah yang berdebu telah dijumpai.
Namun ada beberapa pertanyaan yang menarik. mengapa Jepang tidak pernah mengumumkan robot Alamet ini? Jawabannya dapat tersembunyi di sini.
Pada saat Dinasti Jepang kacau. Hadiah dari Istana dan gedung pribadi dirampok. Dalam suasana kacau Alamet mungkin telah diambil oleh perampok. Pertanyaan lainnya ialah, apakah mungkin bahwa perusahaan jam di saat ini terinspirasi oleh Alamet? Sebagai contoh, Seikosha, pabrik jam yang didirikan pada 1892 dan pada 1899 memperkenalkan jam pertama di dunia. Pada tahun 1881 perusahaan Seiko Co didirikan oleh Kintaro Hattori. Sekarang pertanyaannya adalah, Apakah Alamet sumber inspirasi untuk jam ini? Apa efek dari Alamet yang membuat Jepang menjadi negara yang memiliki teknologi canggih dalam pembuatan robot? Jawaban dari pertanyaan ini masih misteri, mungkin suatu saat terjawab dengan pasti tanpa mengurangi fakta bahwa robot dengan jam dan suara azan yang diperkenalkan ke seluruh dunia oleh Sultan Abdul Hamid Han adalah yang pertama kalinya.
Ini penting untuk pengetahuan setiap orang yang terjun ke teknologi robot, bahwa robot bukanlah sesuatu yang baru. Dalam sebuah buku Utsmaniyah yang diterbitkan pada awal 1900-an, tertulis bahwa, Ada yang mencoba untuk menguasai dunia dengan memanfaatkan Robot.
Berabad yang lalu, ilmuan Islam telah melakukan penemuan teknologi yang sekarang dikenali sebagai robot, tentu saja faktanya adalah ALAMET. Seperti sekarang ini robot dibuat untuk dapat melakukan pekerjaan yang sudah diprogram oleh manusia. Namun robot tetaplah robot, tidak ada dari robot yang menyamai kemampuan manusia.
Salah satu Foto yang masih bisa diselamatkan mengenai deskripsi Robot Turki Utsmani "Alamet" tahun 1889 masehi abad 19 dan dihadiahkan ke Jepang. Sumber